21 November 2012

MALAIKAT ISRAIL BERJALAN MENYERET KARMA

Dewa maut menyanyikan lagu kematian sambil bergoyang
Bidadari menari dan berjingkrak
Tak ada tangis untuk malapetaka di negeri laknat
Inikah peringatan ?

 
Aku lihat musim mulai angkuh
Dan karma berjalan zig-zag tanpa senyuman
Kemarau tak lagi mendapatkan tempat
Dan hujan tak mau lagi bertukar!
Inikah yang kita sebaut sebagai peringatan ?

 
Aku melihat wajah alam merah-padam
Seperti menahan marah
Banjir merayap Menenggelamkan Ibukota
apakah kita masih akan berkata bahwa ini hanya sebuah peringatan?
Lalu kembali melakukan korupsi dengan penuh ketenangan?

 
Bidadari menari dan berjingkrak
Sambil menunggingkan pantatnya ke negeri laknat
Sambil menyanyikan lagu cibiran riang gembira
Haram menitikkan airmata untuk bencana di negeri berduak!
Sementara Malaikat Israil terus berjalan menyeret karma
Memunguti ribuan nyawa
mencabik-cabik Indonesia raya dari segala arah
Laut menggulung mentawai Dan Merapi memporak-porandakan jogja!

 
Kenapa kita tetap congkak dan berkata ini hanya sebuah peringatan?
Kenapa kita tidak berpikir bahwa ini benar-benar hukuman?
Apakah kita akan terus bersolek menebalkan bedhak pencitraan?

 
santun tetapi licik
Agamis tapi sadis!
Kecurangan tidak dihentikan
kekayaan alam dijual tanpa sepengetahuan rakyat?
Pajak dimakan rayap-rayap
Centuri dijarah para pencuri
Kita sudah melampaui batas!

 
Ya

 
Bidadari menari dan berjingkrak
panakawan berak di bumi nusantara sambil berkata
bahwa negeri ini beserta isinya telah menjadi kakus penuh tai!
Mulut tak beda dengan pantat
Sama-sama mengeluarkan kebusukan

 
terlalu banyak bikin janji
Nanti nanti nanti
Nanti akan begini, nanti akan begitu…
Nanti akan adil
Nanti akan tegakkan hukum
Nanti akan nasionalisasi asset bangsa
Nanti APBN/APBD akan meningkat tinggi
Tapi…
Nanti…nanti…nanti….
Setelah negeri ini ditelan bumi!
Astaqhfirrullah al ‘adhiim

Puisi Jawa (Geguritan )
Cipt : Dhalang Poer (NGAWI)