30 April 2012

Mendikbud Heran Ada Perguruan Tinggi Swasta Tertipu



JAKARTA, (PRLM).- Adanya 40-an Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tertipu menyetorkan uang Rp50jutaan kepada pengirim surat Penerima Dana Program Hibah Pembinaan PTS (PHP-PTS) 2012 yang mengatasnamakan Dirjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud, sangat mengejutkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
“Saya merasa heran, ini bukan SD, ini Perguruan Tinggi kok bisa tertipu? Kan agak aneh sedikit dan saya berharap agar kawan-kawan di Dikti menindaklanjutinya,” ujar Mendikbud Mohammad Nuh, saat memberikan keterangan pers dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional dan Evaluasi UN SMP sederajat di Gedung Kemdikbud Jakarta, Senin (30/4).
Menurut Nuh, Perguruan Tinggi bisa tertipu dikarenakan dua kemungkinan, yaitu pertama yang menipu memang sangat canggih dan yang kedua yang ditipu memang sangat bodoh. "Oleh karena itu dua arah dan sudah beberapa kali saya sampaikan jangan percaya dengan yang begitu-begitu," sesalnya.
Begitu juga saat ada penggantian pejabat baru, lanjutnya, selalu saja ada yang menelepon meminta uang karena kebutuhan pejabat yang di atas. “Tentu kalau seseorang tidak mengetahui apa yang tidak kita lakukan, bukan berarti kita tidak melakukannya,” katanya.
Nuh menambahkan hal-hal yang sifatnya seperti itu tidak selamanya operasinya harus terang-terangan. Kemdikbud akan menindaklanjuti kalau ada dugaan-dugaan seperti itu.
“Kalau PTS bisa menyampaikan secara lugas, apalagi sudah merasa ditipu Rp50juta kepada si A, maka langsung kita bisa amankan itu si A. Tetapi, apabila PTS yang ditipu tidak mau melaporkan siapa yang menipunya, berarti kita harus mencari seseorang di seluruh Indonesia,” katanya.
Kalau tidak dilaporkan, katanya lagi, ini sangat berbahaya, karena si A akan menipu lagi. “Apa sih susahnya melaporkan bila PTS memang benar-benar merasa tertipu,” katanya.
Ketiadaan laporan dari PTS yang tertipu itu menambah pekerjaan bagi Kemdikbud untuk mencari dan semakin membuka peluang orang lain bisa tertipu lagi. “Percayalah, meminta potongan-potongan seperti itu jangan diturutilah,” tegasnya.(kominfo/A-89)