02 May 2012

Image Ndeso, katrok Pondok Pesantren dan santrinya


Sampai saat ini IMAGE tentang Pondok Pesantren dan santrinya masih melekat dengan katrok, ndeso, udik dan beragam label ketertinggalan lainnya. Tak Semuanya memang, tapi kenyataan, banyak atau sebagian tapi besar kita temui langsung di wilayah pendidikan pesantren dan Alumni Pondok semacam itu adanya, meskipun tentu ada perkecualian looo.... ! Tak sedikit Pondok Modern dan Santri Gaul Dan cerdas IT. Salah Satu TemenKu Satu Kamar UDIN, walau Alumni PONPES Pandangnya modern, dan tak ketinggalan tentang IT, meskipun cara pikirnya yang kadang KOLOT (Jarene INDRA loooo DIN) hehehehehehe.................................................! Kembali membahas tentang Image Umumnya tentang Pondok, jangankan bicara soal manfaat dan mudharatnya teknologi , megang saja masih diributkan dan di jadikan masalah.

Internet contohnya, seringkali di pandang sebelah mata bahkan sering di Cap jelek dan di kambinghitamkan lingkungan pondok. Di anggap sebagai perusak ada pula yang menghakimi bahwa menggunakan facebook, Tweeter, dsb itu haram, internet dilarang masuk pesantren, tidak di bolehkan bawa handphone dan masih banyak realita lainnya. Tak jarang pula mereka menyebut bila sesuatu kerusakan / keburukan yang terjadi Lantaran dunia tehnologi Informasi (IT).

Padahal kalau kita mau sedikit melihat kenyataan bahwa era 2012 bukan lagi zaman kentongan sebagai alat komunikasi, melainkan beragam perangkat / alat- alat teknologi modern. Bukan berita tabu lagi kalau kalangan pesantren dan masyarakat awam pada umumnya seolah terpenjara sendiri oleh negative thinking / pemikiran buruk mereka. Ketika mendengar IT, yang muncul di otak adalah internet, facebook, dan sederet kasus–kasus buruk yang terkait. Kalau sudah begitu, kecil kemungkinan untuk memahamkan mereka bagaimana dunia IT sesungguhnya. Meskipun juga tidak kita pungkiri bahwa memang tak sedikit efek buruk yang terjadi akhir-akhir ini, salah satu penyebabnya adalah karena tehnologi modern.

Amat sangat Jauh dari Arti dan fungsi IT yg sesungguhnya, mengutip penjabaran Wikipedia tentang IT, penjelasan Teknologi Informasi (TI) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah merupakan hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.  Lebih Spesifik baca di Wikipedia.

Sedikit urian di atas dapat memberi wawasan masyarakat awam dan orang-orang dilingkungan pesantren tentang apa itu dunia IT sehingga kehadirannya tak serta merta disuudzoni, selalu dianggap jelek dan di pandang sebelah mata, serta dapat banyak diambil segi positif dan manfaatannya. Ini bukan berarti saya setuju atau Membenarkan Statmen/perkataan Bapak Marzuki alie Ketua DPR RI (bahwa pesantren mencetak kemiskinan, produk yang dihasilkan pesantren hanya menambah calon pengangguran, karena setelah keluar dari pesantren santrinya hanya mengharap amplop dari hasil berdakwah). wong sudah Jelas kemiskinan dan pengangguran itu tidak dikarenakan Pesantren, tetapi memang sulitnya lapangan pekerjaan dan juga para pejabat di Indonesia yang tidak amanat, korupsi merajalela, kolusi, Suap, dsb. (kok Pesantren sing disalahkan). Lha wong Kenyataan Banyak juga yang Pandai IT dan lulusan Sarjana Nganggur juga..! Karena Kreteria mendapatkan pekerjaan Bukan Karena kwalitas dan Kwantitas tapi  siapa yang Banyak Uang dan berani Bayar, mbalik ke iklan WANI PIRO.......................???

Sekali Lagi perlu di tegaskan Coretan ini tidak bermaksud anti dengan pengajaran metode dakwah klasik, namun alangkah baiknya dikembangkan sesuai zaman, agar keberhasilan dakwah kepada seluruh umat manusia bisa optimal. Sudah saatnya santri memperbaharui metode berdakwah, disamping agar menambah wawasan. Sehingga Image tentang potret santri Ndeso, katrok, udik itu tidak terdengar lagi. Juga menjadi senjata ampuh dalam memfilter serta menghadapi derasnya arus globalisasi.

Dan dapat di tambahkan kalau IT tak lebih dari “sesuatu”. Dimana sesuatu itu bisa perlakukan apa saja, bisa menjadi apa saja, juga bisa berdampak apa saja, tergantung siapa yang memegang dan mengolah. Seperti benda netral, IT tidak akan berfungsi sama sekali kalau memang tidak difungsikan. Atau dengan kata lain orang yang menggunakan memang tidak bisa memanfaatkan. Seperti nasehat atau petuah para sesepuh :  Ibarat segelas air bening. yen dicampur merah, jadi merah. dibuat biru jadi biru. Mau hijau jadi hijau, terserah orang mau memberi campuran warna apa. Kalau Begitu bisa di simpulkan, kalau yang patut dipertanyakan adalah siapa yang memanfaatkannya. Bukan alat atau benda (sesuatu) itu yang disalahkan bila terjadi sesuatu, tapi si penggunanya. Dengan demikian perlu peningkatan pemahaman masyarakat awam dan kalangan pondok pesantren tentang IT, agar bukan hanya dampak negative yang didapat karena ketidaktahuan mereka dalam menggunakan, tapi juga manfaat IT bisa dirasakan secara keseluruhan.