20 August 2012

belajar dari Cermin




cermin...
sesuatu yang paling jujur dengan diri kita...
cermin...
sesuatu yang selalu memberikan gambaran seutuhnya tentang kita...
tapi, lagi2 cermin hanya benda mati yang tak dapat bicara...
bahasa cermin merupakan pantulan cahaya yang jatuh tepat di retina kita...

cermin memang jujur....
tapi bagaimana dengan retina kita?
baikkah?
sehatkah?
sempurnakah dia menerima pantulan cahaya yang ada?

begitulah kita...
saat sendiri, menatap ke cermin... ketidaksempurnaan pantulan cahaya yang kita terima membuat kita melewatkan lagi bagian dari diri kita.. baik buruk dan sekecil apapun itu... lewat dan sangat memberikan dampak.. sombong atau rendah diri...

inilah faktanya sebuah raga..
jasmani yang manusia pun tak mengerti sepenuhnya...
bagaimana denga ruh?
zat suci yang kasat mata...
zat suci tak mampu diraba...
adakah cermin yang mampu memantulkan cahaya ruh itu secara sempurna pada retina kita?
tentu bukan retina mata...
tapi retina hati yang jauh di dalam seluk jiwa, terselubung dan tak tersentuh...
retina hati yang menjadi fitrah sebagai cermin paling jujur dalam diri seorang manusia...

mampukah?
menemukan retina tepat untuk melihat siapa kita?
apa kekurangan dan kelebihan kita?
ternodakah sudah?
ah... aku pun tak tahu jawabannya...

beginilah manusia...
selalu sok tau dengan apa yang ia lihat...
bahkan ia tak pernah tau detail dirinya sendiri...

beginilah manusia...
yang dengan segala keterbatasannya, selalu saja meminta.. meminta... meminta dengan sombongnya.. melangkah dengan angkuh... saat sulit, jatuh terpuruk dan memaki2 penciptaNya.....

beginilah manusia....
selalu salah paham dengan apa yang terbaik yang diberikanNya...
selalu punya waktu untuk banyak bicara...
padahal waktu tak akan menunggu ia berbuat saat ajal mendekat...

beginilah manusia...
makhluk sempurna dengan segala keburukannya...
makhluk sempurna dengan segala kebodohannya...
kemiskinan dan ketidakberdayaan...

beginilah manusia...
dan akulah manusia itu...
banggakah aku jadi manusia?
patutnya hanya syukur...
syukur untuk bisa sadar saat kita tau diri kita salah... jatuh... terpuruk... atau nyaris mati hati...
patutnya hanya syukur...
menjadi makhluk ciptaanNya sebagai pilihan terbai dariNya...
patutnya hanya syukur...
hanya syukur...

cermin mengajarkan aku untuk malu kepada diriku sebelum malu kepada Tuhanku...
cermin menuntutku untuk jujur hingga ia tetap menjadi satu-satunya hal yang menunjukkan kebenaran..
cermin, benda mati yang mengajarkan aku banyak hal tentang hidup...

begitulah cermin berkata dalam diamnya...
begitulah cara Tuhan berkata melalui banyak "tangan-tanganNya"...