Sutan Bhatoegana: BBM Harus Naik, Kalau Tidak Gaji Pejabat Bisa Dipangkas
Jakarta - Politisi Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana membenarkan jika
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi saat ini tidak naik, maka
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan semakin berat dan
keuangan negara makin tidak sehat (defisit). Dampak salah satunya bisa
jadi gaji para pejabat negara sampai Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dipangkas.
"Benar, industri minyak kita memberikan pemasukan sekitar Rp 225 triliun
ke negara. tapi kan Rp 126 triliun digunakan buat subsidi BBM yang
tidak jelas siapa yang nikmati, sisanya masuk ke APBN yang ada digunakan
buat bayar gaji pejabat, PNS, Polisi, TNI dan belanja-belanja negara
lainnya," kat Sutan kepada detikFinance, Selasa (27/3/2012).
Kalau BBM tidak naik, kata Sutan, maka semakin berat negara berikan
subsidi BBM, kalau dibiarkan defisit anggaran negara bisa berbahaya.
"Saat ini saja BBM mau dinaikan semua lembaga negara irit-iritnya," ujar Sutan.
Tidak hanya lembaga pemerintah, lembaga kementerian non pemerintah
seperti Kementerian Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) ikut
berkorban anggarannya dipangkas untuk selamatkan APBN.
"Belanja Kementerian LPNK sudah dipotong juga untuk penghematan APBN kita," ujarnya.
Apalagi, pemerintah mengusulkan pemotongan belanja secara besar-besaran,
mulai dari pengeluaran belanja pegawai, perjalanan dinas non
operasiona, pembelian barang non operasional hingga honorarium yang
diusulkan mencapai Rp 60,9 triliun.
"Itu saja disertai kenaikan harga BBM, kalau tidak? Bagaimana nasib APBN kita," ujarnya.
Makanya, kata Sutan, benar apa yang dikatakan BP Migas, kalau harga BBM
tidak naik, dan minyak dunia saat ini harganya tinggi sekali, negara
makin berat mensubsidi, jika tidak dinaikan maka bisa jadi tidak
pemotongan belanja pemerintah yang dipotong, gaji PNS, pejabat dan
lainnya bisa dipangkas juga.
(rrd/ang)
==============================
kalo udah urusan asap dapur, pejabat kita emang udah kagak malu-malu mengungkapkan isi hatinya